Posted by: blackcloudies | October 11, 2014

[Fanfict/Oneshot] SHOW YOU

10727338_336718599829091_675394797_n

SHOW YOU

By. Blackcloudies

★84893★

 

Main Casts : Siwook (Siwon/Ryeowook)

Genre : Romance

Rating : Teen

Length : Oneshot

Language : Bahasa Indonesia

Disclaimer : The casts arent belong to me. “Show You” © Blackcloudies. photo credit to floraxx, edited by author

Warning : [!] This is boys-love story. [!!] Unbetaed.

A/N : Fanfict singkat ini sebagai bentuk ucapan selamat atas kerja keras sahabat saya IRA JULIAN yang telah melewati masa-masa suramnya untuk berjuang mendapatkan sebuah gelar sarjana. Dia suka Siwook dan kayaknya tergila-gila sama crack couple yang satu ini, so I decided to wrote this Siwook-r..o..m..a..n..c..e-fanfic…

When the music flows in my ears
I think of you every day
Your breath and voice
Can be drawn out in my head

If I add you to to my life
It’s like a perfect melody to a song
There’s nothing like it in the world
I want your love

Let me show you
I love you, love you
I will always be a shadow by your side
I gain strength and you gain strength
Your voice lingers in my ear

(Show You – Girl’s Day)

.

.

.

.

Sepertinya sudah hampir dua bulan. Iya dua bulan berlalu tanpa kabar darinya. Paling hanya beberapa pesan teks yang diterima oleh ponsel Ryeowook. Itu pun tidak serutin dulu, paling sehari sekali malah pernah empat hari sekali.

Suara bass Siwon juga tak terdengar lagi. Pernah sekali Ryeowook mencoba untuk menelponnya tapi yang ada malah suara imut Kyuhyun sedang menerima panggilan itu

‘Hyung lagi belajar, nggak bisa di ganggu.’ Begitu kata Kyuhyun tiap kali Ryeowook menanyakan keadaan sang kekasih.

Oktober berlalu begitu cepat. Musim hujan juga sepertinya hampir segera datang. Ryeowook menatap langit mendung di sepanjang perjalanan menuju sekolahnya. Sesekali sepasang kakinya berhenti dan mencoba menengok kearah belakangnya, siapa tahu Siwon tiba-tiba datang dan menyapanya pagi ini.

.

.

.

“Tuh kan. Jangan-jangan benar kataku kalau Siwon itu selingkuh.” Duga Sungmin ketika Ryeowook baru saja mencurahkan isi hatinya yang sedang gundah.

“Please, gak usah langsung menerka kayak gitu. Siapa tahu memang Siwon lagi sibuk sama skripsi-nya.” Henry yang duduk disebelah Ryeowook ikut berdialog—membela sahabatnya.

Tautan kening di wajah Sungmin sepertinya tak seirama dengan peranyataan dari Henry barusan,”Buktinya hampir dua bulan gak ada kabar, itu namanya Ryeowook di gantungin.” Ujarnya menggebu. Ryeowook yang merasa terganggu segera menarik dasi berwarna biru gelap yang melingkar dikerah seragam Sungmin,”Aku bilang bukannya gak ada kabar, Cuma…sedikit…jarang ada kabar.” Koreksi Ryeowook. Wajahnya kembali musam.

“Kita harus realistis. Lagian Siwon itu kan tampan, kaya pula, pasti banyak orang yang naksir dia dikampus. Kamu cuma nggak tahu ajah, Wookie.” Balas Sungmin sambil membenarkan dasinya yang tadi tertarik.

Dengan sedikit tersenyum, Henry mencoba menengahkan situasi,”Menurutku satu-satu nya cara ya kamu mesti nanya secara langsung sama Siwon. Kamu harus berani, Wookie. Berani ketemu sama dia, berani buat bertanya, juga…harus berani buat denger jawabannya nanti. Walau itu bakal nyakitin.” Kata Henry.

“Harus ya?…”

“Huum.”

Ryeowook mengangguk pelan. Intuisi nya pun merujuk pada pendapat Henry tadi. Sepertinya memang itu hal yang harus ia lakukan. Ryeowook tak bisa diam begitu saja dan hanya membiarkan segalanya mengalir seperti tak bermuara. Dan setidaknya harus ada kejelasan dari hubungannya dengan Siwon—itu menurutnya.

.

.

.

Tubuh mungil Ryewook bersembunyi pada sebuah pohon rindang yang sudah tertanam lama di perkarangan depan sebuah universitas. Sudah hampir setengah jam ia—sendirian memperhatikan lobi gedung universitas yang sedang ia datangi itu. Tatapan poros matanya sangat jeli memperhatikan setiap mahasiswa yang lalu lalang melewati pintu lobi. Tapi tujuannya hanya satu, mencari sosok seorang pria tinggi, berkulit putih bersih, tampan dengan kedua lesung pipi yang dalam dan sering mengenakan kemeja denim. Tak lupa memperhatikan ransel hitam yang menjadi favorit pria itu—

“Siwon!!”

Kedua mata Ryeowook terbelalak mendengar seseorang tengah memanggil pria yang sejak tadi dicarinya. Ryeowook mencari sumber suara tadi, dan pandangannya terjatuh pada seorang pria yang sedang berlari kecil menuju seseorang pria yang lain—Siwon. Siwonnya.

“Siwon-hyeong…” Ryeowook hanya memanggil nama itu dengan pelan ketika pria yang berlari tadi bahkan sudah berjalan seirama dengan langkah kaki Siwon. Seperti batu yang besar yang sulit untuk dipindahkan, Ryeowook hanya berdiri kaku menetap dibalik pohon tadi—menatap punggung kekasihnya yang sedang berjalan dengan pria lain.

.

.

.

Malam ini Ryeowook benar-benar tak bisa tidur. Sedari tadi hanya duduk terdiam diatas ranjang dengan menyenderkan dirinya di salah sudut dinding kamar—seakan menyenderkan beban hatinya untuk sementara.

Siapa pria itu? siapa pria tadi?

Pertanyaan-pertanyaan singkat yang rasanya sangat ingin Ryeowook tahu jawabannya. Ia begitu cemburu ketika menyadari mengapa Siwon terlihat begitu serasi saat bersamanya. Rasa marah juga menyelimuti ketika melihat Siwon begitu intim dengannya. Dan kekesalan dalam dirinya pun semakin tumbuh ketika mendapati bahwa Siwon tak sesibuk yang ia tahu belakangan ini.

Ryeowook tak tahu mengapa air matanya tiba-tiba jatuh membasahi kedua sisi pipi. Tidak sopan dengan derasnya begitu mengalir. Sudah ditahan pun tetap terus mengalir. Ryeowook tak henti-hentinya mengelapi air mata kesedihannya itu. Dadanya sangat sakit saat ia mencoba menahan suara tangisannya. Ryeowook memilih menenggelamkan wajah basahnya pada sebuah boneka jerapah—boneka pemberian dari Siwon.

“Aku membencimu. Aku akan membencimu hyeong…” isaknya.

Sudah satu jam berlalu, tangisan itu sudah mereda. Kepala nya sedikit pening dan tangisan tadi membuat kedua matanya semakin sipit. Ryeowook memaksakan diri untuk mengambil sebuah benda yang tergeletak diatas meja belajarnya—sebuah ponsel. Dengan cekatan Ryeowook segera membuat sebuah pesan singkat yang ia tujukan untuk pacarnya itu.

To : my won-hyeongie

Aku ingin bertemu denganmu, besok.

Tulisnya singkat. Sesingkat pula waktu yang ia terima saat sebuah pesan balasan diterima.

From : my won-hyeongie

Sayang, kau belum tidur??

Iya iya, besok kita harus bertemu!

Miss you wookieee

Sebuah balasan yang justru membuat Ryeowook ingin menangis lagi. Sudah tidak ada kepercayaan terhadap Siwon didalam hati Ryeowook. Dengan cepat sekali ia hanya membalas,’Kita bertemu di kafe The Grand Palace.’ Dan Ryeowook segera lekas tidur, ia juga tak memperdulikan balasan dari pesan singkat Siwon selanjutnya.

.

.

.

Ryeowook masih mengenakan seragam SMU-nya. Ia sudah berada di kafe tempat yang ia pinta untuk bertemu dengan Siwon. Tak ada hasrat baginya untuk kembali pulang dulu walau hanya sekedar menaruh tas atau mengganti pakaian dan memakai wewangian.

Chocolate latte dan secangkir americano. Ryeowook masih ingat dengan minuman kesukaan Siwon, ia pun segera memesannya tak peduli jika kopi itu akan berubah menjadi dingin jika dipesan terlalu dini. Dan americano-nya sudah di minum setengah, sangat pahit sengaja tak ditambahkan gula. Ryeowook sengaja memesan americano, tak tahu lidahnya ingin sekali mencicipi kopi yang sangat tak disukainya itu. Dua piring berisi potongan red velvet cake ikut menghiasi meja. Ryeowook hanya menatapinya dan tak berselera untuk mencicipinya sedikitpun.

Dari balik pintu kaca kafe, tubuh semampai Siwon terlihat sedang berjalan cepat kearahnya. Kemudian membuka pintu kafe dan dengan gesitnya bisa menemukan dimana posisi Ryeowook berada—sebuah meja dengan sepasang kursi paling pojok yang biasa mereka pesan. Ia segera duduk diseberang Ryeowook, menaruh sebuah buku tebal dipinggir meja.

“Aku nggak telat kan?” tanya Siwon sembari menyamankan posisi duduknya. Ryeowook hanya menatapi tak banyak menanggapi.

“Ah kamu udah pesan semua ini?” tanya Siwon lagi dengan riang. Ia segera menyeruputi minumannya, dan memotong kecil ujung kue red velvet dengan sebuah sendok kecil.”Ahh ini manis banget.” Kata Siwon dengan mulut mengunyah kue berwarna merah itu.

Air muka Ryeowook masih terlihat sama. Dingin. Sama dinginnya seperti kedua cangkir yang terhidang dihadapannya.

“Oh iya, ada yang mau aku bicarain.” Kata Siwon bersemangat. Lesung pipinya terlukis dengan indah.

“Aku duluan.” Ryeowook membuka suaranya. Terdengar sangat ketus, namun Siwon mencoba tak memikirkannya.

“Iya sayang oke… kamu duluan yang bicara.”

Ryeowook menggigit bibir bawahnya sendiri, sepuluh jemari tangan yang tersembunyi di bawah meja sedang mengepal begitu kuat, seperti siap untuk memukul karung tinju.

“Kita putus ajah hyeong.”

Kalimat itu akhirnya terlontarkan dengan beraninya. Membuat wajah Siwon yang tadinya ceria segera berubah menjadi muram.“Kenapa…tiba-tiba mau putus?” tanyanya dengan suara rendah.

“Lalu kenapa tiba-tiba hyeong menjaga jarak denganku? Kenapa tiba-tiba hyeong sulit dihubungi, kenapa…aku merasa nggak ada lagi kepedulian dari diri hyeong. Aku ini dianggap apa?…”

Siwon terdengar membuang nafasnya dengan amat berat,”Aku kan udah bilang kalau aku mau konsentrasi dulu sama skripsi…”

Kalimat itu terputus tatkala Ryeowook menyelanya,”Ya udah. Kalau begitu kita putus aja. Dengan gitu hyeong bisa lebih bebas kan? bisa lebih berkonsentrasi!”

“Jangan kekanakan Ryeowook. Kamu kayaknya salah paham.” Balas Siwon dengan tubuhnya yang serasa lemas tak bertulang. Tatapan kedua matanya tak mau lepas membalas kedua bola mata Ryeowook yang kini sedang basah.

“Iya benar! Aku kekanakkan. Aku masih kelihatan seperti anak kecil dimata kamu kan hyeong? Aku nggak cocok buat kamu yang udah dewasa…” Air mata Ryeowook terjatuh seperti semalam. Ia segera menyekanya dengan telapak tangan”…kita putus. Itu yang terbaik.” Tambahnya dengan suara serak diakhir kalimat.

Siwon menautkan kedua alisnya—menatap heran pada pria mungil yang sudah dipacarinya selama empat tahun itu.”Kalau nggak ada alasan yang masuk akal, aku nggak akan pernah mutusin kamu begitu ajah.” Katanya. Terlihat jelas kedua matanya memerah, hatinya yang biasa lapang sedang menahan diri untuk tak mengeluarkan emosinya.

Siwon bangkit dari duduknya, menghembuskan nafas berat—sekali. Ada marah yang tertanam diwajahnya,”Suasana hati kamu kayaknya lagi kurang bagus. Aku pergi duluan.” Katanya yang segera meninggalkan tempat itu. meninggalkan Ryeowook.

Ryeowook berubah lunglai. Ia menyenderkan punggungnya ke kursi, kepalanya tertunduk kembali. Ryeowook mengusap wajahnya sembari menghilangkan bekas tangisan yang tadi tak sengaja jatuh. Entah tiba-tiba saja perasaan bersalah menyerbunya. Ia pun heran mengapa dirinya harus merasa bersalah.

Sudut mata Ryeowook menangkap sebuah benda yang terletak disudut meja. Sebuah buku tebal. Tak butuh waktu lama, Ryeowook masih bisa mengingat buku siapa yang berada disana. Itu milik Siwon—tadi Ryeowook melihatnya.

Ryeowook mengambil lembaran-lembaran tebal yang terjilid menjadi kesatuan yang sangat tebal itu. Dari balik cover plastik berwarna transparan, Ryeowook membaca tulisan yang berada di paling depan. Ternyata itu susunan sebuah skripsi. Ryeowook menghela nafas. Kedua matanya masih menatapi buku hasil kerja keras Siwon selama ini. Walau tak dapat dipungkiri karena menyusun sebuah kewajiban sebagai seorang mahasiswa itu telah membuat hubungannya dengan Siwon menjadi merenggang.

“Choi Siwon.” baca nya dengan suara rendah ketika kedua matanya berporos hanya pada suatu nama yang tercetak di cover skripsi itu.

‘Hyeong.’

.

.

.

Untuk kedua kalinya Ryeowook berada di gedung yang pernah ia datangi secara diam-diam tersebut. Gedung universitas. Bukan lagi mengintip dari balik pohon seperti kemarin, tapi Ryeowook sudah lebih berani untuk memasuki kesalah satu bangunan yang berada dilingkungan kampus tersebut—gedung fakultas ilmu hukum. Bukan tanpa alasan kesana, Ryeowook ingin mencari Siwon. Tidak, lebih tepatnya untuk menemui Siwon agar ia bisa mengembalikan buku skripsi yang kemarin tertinggal dikafe.

Ryeowook merasa seperti orang bodoh. Ia tak tahu mesti kemana mencari Siwon. Niatnya ingin bertanya pada Eunhyuk dan Donghae—kedua sahabat Siwon yang Ryeowook kenal. Tapi ia sadar jika Eunhyuk dan Donghae berada di fakultas seni, sedangkan Siwon sendiri mahasiwa hukum.

“Aku harus gimana nih?” tanyanya seorang diri. Rasanya ingin sekali ia segera memberikan buku itu dan pulang. Karena Ryeowook tak tahan dengan tatapan para mahasiswa yang memperhatikan dirinya dengan sangat asing. Ryeowook memperhatikan dirinya sendiri, dan tersenyum bodoh.’Mungkin karena aku pakai seragam sekolah jadi semua orang ngeliatin aku kayak begitu.’ Fikirnya.

Perlahan langkahnya berhenti tepat dibelakang seorang pria yang diingatnya. Bukan Siwon, tapi pria yang pernah dilihatnya berlari mendekati Siwon dan terlihat sangat dekat. Seorang pria yang sempat membuat Ryeowook sangat cemburu. Bahkan sepertinya sampai sekarang perasaan itu masih bersarang dihati kecilnya.

“Permisi.” Panggil Ryeowook. Ia memutuskan untuk bertanya pada pria yang lebih tinggi beberapa sentimeter darinya itu. Yang dipanggil menoleh. Wajah ramah saat tersenyumnya segera menyapa Ryeowook. Rambut yang halus agak pirang membuatnya terlihat sangat menawan, apalagi sebongkah lesung pipi kecil berada hanya disalah satu sudut membuatnya semakin terlihat sangat manis.

“Iya bisa aku bantu?” dan suaranya terdengar begitu hangat. Segala yang ada di dirinya membuat Ryeowook berfikir betapa serasinya pria itu jika bersanding dengan Siwon. Apalagi kedua nya sama-sama seorang mahasiswa. Sama-sama dewasa.

“Kamu kenal sama Choi Siwon? dia kuliah di universitas ini, ambil jurusan hukum.” Tanya Ryeowook tak berekspresi. Tapi pria didepannya malah beranggapan kalau Ryeowook begitu polos dengan wajah itu.

“Oh Choi Siwon? aku kenal.” Jawabnya dengan senang hati, yang malah membuat Ryeowook menjadi kesal.’Tuh kan, kayaknya mereka emang deket banget.’ Katanya dalam hati.

“Jungsoo, dia adiknya Siwon?” pria lain yang berada disamping pria itu bertanya. Agak mengganggu obrolan Ryeowook dengan pria itu tapi setidaknya Ryeowook akhirnya tahu siapa nama pria yang membuatnya cemburu itu, Jungsoo.

Jungsoo tersenyum menggeleng,”Bukan. Adiknya Siwon, Kyuhyun kan masih kecil.” Jawabnya.

Ryeowook mengalihkan pandangan kekiri sebentar dan membuang nafas kekesalan,’Ternyata dia juga kenal sama Kyuhyun. Pasti udah sering diajak kerumah.’ Benaknya berperasangka.

“Kalau bukan adiknya terus siapa anak SMU ini?”

Bukannya menjawab Jungsoo malah mendorong pria yang banyak bertanya itu,”Udah ah Heechul bawel kamu ke kelas ajah.” Usirnya. Kemudian Jungsoo melemparkan senyum lagi kepada Ryeowook.

“Kamu Ryeowook yah? Yang namanya ada diskripsi Siwon itu? ternyata kamu beneran manis banget.” Ucapnya .

“Ah?…”

.

.

.

Dari tempat pertemuan awal mereka, Jungsoo mengajak Ryeowook menuju sebuah kelas yang tak begitu jauh. Koridor yang melewati sangat sepi, ditambah dengan kesunyian diantara mereka berdua. Jungsoo hanya tersenyum ketika Ryeowook sepertinya tak begitu nyaman bersamanya.

Jungsoo menggeser sebuah pintu kayu. Kepalanya menoleh kedalam ruangan dan sepasang matanya mencari-cari sosok yang memang sedang ia cari.“Siwonnie. Pacarmu datang.” Katanya saat Jungsoo berhasil menemukan Siwon yang sedang membaca buku sambil berdiri menyender didekat jendela. Siwon langsung menoleh kearahnya, kemudian tatapan jatuh kepada sosok mungil Ryeowook yang berdiri disamping Jungsoo. Siwon menegakan tubuhnya, meletakan buku yang tadi dibacanya.

“Hyeong…” panggil Ryeowook pelan. Ia ragu bagaimana cara untuk memulai kembali obrolan mereka. Kejadian kemarin agaknya sedikit membuat mereka menjadi canggung.

Jungsoo menyisipkan lengannya di lengan Ryeowook dan memaksanya untuk berjalan lebih mendekat ketempat Siwon berdiri.”Kalian bicara ajah berdua, aku nggak akan ganggu.” Katanya sedikit usil.

Ryeowook malah dibuatnya bingung. Bukankah mereka terlihat begitu akrab waktu itu, tapi kenapa pria yang baru dikenalnya itu terlihat sangat mengenal tentang Ryeowook. Bahkan ia juga tahu kalau Ryeowook adalah pacarnya Siwon.

“Oh iya. Kalian cuma berdua dikelas, jangan berbuat mesum yah! Hehe.” Tambah Jungsoo lagi yang semakin usil. Ia segera berjalan cepat keluar kelas dengan terkekeh.

Suasana sepi menyelimuti kembali. Siwon tak mau bicara lebih dahulu dan memilih menunggu Ryeowook yang memulainya.

“Skripsimu ketinggalan kemarin.” Kata Ryeowook sambil mengambil sebuah buku tebal yang tadinya tersimpan didalam ranselnya. Ia menyodorkannya kehadapan Siwon,”Ini.” Katanya.

Baru ingin diambil oleh sang pemilik, Ryeowook malah menarik kembali buku itu,”Tunggu.” Katanya, Ryeowook memberanikan diri menatap lama wajah ‘mantan pacar-sepihak’nya itu,”Dia bilang ada nama aku diskripsimu. Maksudnya apa?”

Siwon terdiam sejenak. Iya bisa saja menjawabnya secara langsung, tapi terlebih dahulu pria hampir sempurna itu mau menanyakan satu hal,”Siapa yang bilang?”

“Pria tadi. Jungsoo…kalau nggak salah namanya.”

“Oh.”

Kecewa lagi mendengar jawaban Siwon yang hanya memberikan kata ‘Oh’, Ryeowook memutuskan untuk menyerahkan saja buku skripsi tadi. Dengan sedikit kasar ia menyodorkan buku itu hingga menekan area dada Siwon.

Hal itu tak membuatnya terasa sakit, Siwon malah segera membuka lembar demi lembaran buku skripsinya. Dan pada salah satu halaman dibukanya lebar-lebar, kemudian menyerahkannya kepada Ryeowook agar bisa dibaca sendiri.

“Ini apa?” tanya Ryeowook belum mengerti.

“Baca ajah ntar juga paham.” Kata Siwon dingin.

Ryeowook menatap Siwon sebentar sebelum dirinya membaca semua tulisan yang tersalin dihalaman buku itu. Kata perkata, kalimat kalimat yang terangkai menjadi paragraf semuanya dibaca dan tak dilewatkan sedikitpun. Hingga akhirnya kedua iris matanya menangkap sebuah nama yang terukir indah dengan tinta berwarna emas,”Kim Ryeowook…” ucapnya pelan.

Sekali lagi Ryeowook mengulang bacanya di beberapa paragraf, disana tertulis

Dan untuk pria tercinta, terbaikku, Kim Ryeowook yang telah memberikan semangat dan kekuatan serta doa doa-nya hingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Mungkin hanya melalui skripsi ini lah saya bisa menunjukan rasa cinta yang luar biasa terhadapnya. Terima kasih, Kim Ryeowook.

Tulisan singkat satu paragraf itu mampu membuat Ryeowook terpanah. Seperti jatuh cinta kembali, ia tak bisa mengekspresikan perasaan hatinya sekarang. Segera ia menatap kembali Siwon-hyeong-nya,”Maaf…” katanya singkat. Ryeowook menggigit bibir bawahnya sendiri. Raut penyesalan terlihat diwajahnya.”…Aku bodoh banget ya sampai-sampai nggak percaya sama Hyeong.” Tambahnya yang semakin terlihat seperti orang terpuruk.

Siwon bisa mengulas senyumnya lagi. Ia menaruh kedua telapak tangannya dikedua sisi pipi Ryeowook yang mungil.”Kamu emang bodoh banget, sayang. Dulu kamu tergila-gila sama aku, selalu bilang suka dan cinta. Rasanya setiap hari kamu seperti neror hidup aku. Banyak yang suka sama kamu tapi dengan bodohnya kamu tetep ngejar aku.” Siwon mencium kening Ryeowook sekilas kemudian memampangkan senyuman tampannya lagi.

“…Tapi kebodohanmu yang udah membuat hati aku luluh. Aku jadi berbalik suka sama kamu. And, see? Kita bahkan udah ngejalanin hubungan ini sampai empat tahun.” Tambah Siwon. Kedua telunjuknya menghapus air mata Ryeowook yang jatuh dikedua sudut matanya.”Dan kamu berbuat bodoh lagi waktu kamu bilang supaya kita putus.” Kata Siwon lagi dengan raut kesal.

“Maaf maaf Hyeong.” Rengek Ryeowook seperti seorang anak kecil yang tak ingin dimarahi orang tuanya.

“Kemarin aku marah sama Hyeong.”

“Marah?”

“Aku marah, Hyeong terlalu sibuk belakangan ini. Kita susah bertemu, Hyeong juga jarang menjawab telpon dan sms. Apalalgi waktu aku lihat kamu keliatan deket banget sama Jungsoo… Hyeong keliatan nggak terlalu sibuk waktu sama dia. Aku jadi merasa Hyeong udah gak cinta sama aku lagi.”

Siwon malah tertawa kecil,”Kamu cemburu?” tanyanya yang dijawab oleh gelengan kepala dari Ryeowook,”Nggak kok.” Jawabnya berbohong.

“Aku nggak mungkin pacaran sama istri orang, Wookie.” Jawab Siwon terkekeh. Kedua bola mata Ryeowook membulat,”Huh? Istri orang??”

“Jungsoo-Hyeong itu udah nikah. Dan hubungan kami hanya sebatas sahabat. Dia yang ngebantuin aku buat nyusun skripsi.” Jawab Siwon mengklarifikasikan segalanya.

Ryeowook melegakan nafasnya. Kedua tatapannya kembali tertuju pada skripsi tadi. Sebuah buku yang dimana terdapat tempat untuk Siwon mencurahkan rasa terima-kasihnya kepada orang-orang terdekat.

Sebuah buku yang menjadi bukti betapa Siwon sangat bersyukur karena memiliki kekasih seperti seorang Ryeowook.

Sebuah ucapan yang Siwon tulis untuk menunjukan rasa cintanya kepada Ryeowook.

[The End]

2nd A/N : Fanfiction ini juga menjadi bukti betapa berterima kasihnya saya karena memiliki sahabat jauh seperti seorang “Ira Julian” hope your future will be success!! :3


Responses

  1. Makasih dwiiii >< happy siwook day :****
    Lo tau banget deh kesukaan gue apa :')
    Jadi ceritanya wookie yang masih ABG pacaran sama mahasiswa akhir nih? XD
    Si kyukyu apabanget masih kecil. Ntar pertemukan dia sama sungrae di ff collab kita yok XD
    Oh iya makasih juga doanya :* gue juga bersyukur punya sahabat kayak lo. Yang ngertiin gue banget ♥ semoga kita bisa sukses dijalan masing-masing amin o:)

  2. amien ♥ .♥


Leave a comment

Categories