Posted by: blackcloudies | August 23, 2014

[Fanfic/1shot] Just An August

130920-yesung-8

JUST AN AUGUST

By. Blackcloudies

★84893★

Hanya sebuah Agustus.

Jongwoon melingkari angka dua puluh empat pada deretan angka di bulan Agustus untuk kalendar tahun ini. Senyumnya hanya terlihat sedikit. Sedangkan rasa hampanya begitu banyak.

Ia tahu tahun ini akan terasa sedikit berbeda. Khususnya pada tanggal dua puluh empat nanti.”Pasti tak banyak yang ingat.” Fikirnya dengan berceloteh pelan.

Agustus,

Hanya sebuah Agustus, namun bisa membuatnya bahagia—bahkan ketakutan.

.

.

.

Untuk sesaat ia menghilang pada gemerlapnya dunia hiburan yang membuat dirinya menjadi seorang penyanyi terkenal papan atas. Tapi ketakutan selalu menghantuinya, ketika sosoknya saat menjadi seorang Yesung akan di lupakan banyak penggemar hanya karena bertugas untuk negara selama dua tahun lamanya.

Ketika tak akan ada lagi suara semangat yang akan meneriaki nama itu, ketika semua cinta yang pernah di berikan untuknya akan berpindah demi cinta yang lain. Dan ia terlupakan.

“Bisakah sebentar saja waktu berhenti.” Katanya pelan—menatapi kalendar yang menertera tulisan bulan Agustus.

“Agustus…”

Jongwoon tahu umurnya tak muda lagi. Angka di umurnya selalu bertambah setiap tahun, khususnya ketika bulan Agustus tiba. Entah harus meluapkan ekspresi apa, Jongwoon kini hanya bisa terdiam. Dengan masih menatap lurus pada bulan ke delapan di kalendar itu. Takut kalau benar tak ada yang ingat dengan hari kelahirannya tersebut. Terlebih, takut jika mereka terlalu sibuk hingga tak sempat memberikan sebuah ucapan yang sekedarnya.

Suara keratan pintu terdengar saat ada yang membukanya. Derasnya hujan diluar sana mengisi kesunyian yang berada didalam kedai kopi, walau hanya sebentar. Jongwoon menoleh kesumber suara, fokusnya pada kalendar beralih memperhatikan kearah tiga gadis yang baru saja memasuki tokonya.

Mereka terlihat sangat basah, kebasahan. Seorang diantaranya sedang menutup kembali pintu kaca yang tadi dibuka, yang satunya lagi sedang menyenderkan payung dipinggir pintu dan yang terakhir sedikit terkejut saat melihat Jongwoon memperhatikan mereka dari balik meja kasir.”Oh kukira Oppa sudah pulang.” Katanya yang dilanjutkan dengan menunjukan rasa hormat khas negara mereka—membungkukkan kepala sekali. Mereka saling membalas senyuman.

Suasana didalam toko bernama ‘Mouse and Rabbit’ itu sangat sepi. Beberapa karyawan kedai terlihat sedang beristirahat dan hanya beberapa yang terlihat sibuk. Pelanggan yang datang juga terbilang sangat sedikit. Kecuali tiga gadis yang baru datang tadi, pelanggan yang lain sepertinya bukan seorang fans.

Karena kedai sedang sepi, tiga gadis itu bisa dengan mudahnya memilih tempat duduk yang mereka inginkan. Di pinggir paling depan, dekat dengan meja kasirlah akhirnya mereka memutuskan untuk berkumpul disana.

“Oppa, kemari.” Pinta dari seorang gadis yang tadi membuka pintu kedai. Jongwoon yang terpanggil dengan senang hati meninggalkan tempat kasirnya dan menghampiri ketiga-nya. Jongwoon bukan sosok yang terlalu arogan hingga tak ingin mendekatkan diri dengan para fansnya, hanya saja terkadang kondisi tak begitu bagus untuk Jongwoon menemui para fans yang sering memadati kedai kopi. Dan kebetulan malam ini suasana kedai tak seramai biasanya, membuat Jongwoon memutuskan untuk menerima undangan itu.

Sebuah kotak karton diletakkan ditengah meja,”Ku harap ini tidak rusak. Aku sudah sangat berhati-hati membawanya.” Kata salah satu fansnya, Jongwoon berpura tak faham,”Memangnya itu apa?” tanyanya.

Gadis yang lain tersenyum,”Ah Oppa, disini ada tulisan tous les jours-nya, kau pasti tahu kan ini dari toko roti Hyuk-oppa. Sudah pasti isinya cake.”

Jongwoon memberi senyum. Walau diluar hujan berhilir angin dingin, tapi hati Jongwoon terasa hangat dengan kehadiran tiga gadis itu.

“Selama ulang tahun.” Hampir serempak ketiganya bersenandung lagu selamat ulang tahun. Jongwoon tertawa memperlihatkan gigi-gigi putihnya, garis senyumnya sangat alami tak dibuat-buat.

“Maaf kami lupa bawa lilin, tapi Oppa anggap saja lilin ini ada api nya.” Kata fans yang duduk diseberang Jongwoon. Jongwoon merubah ekspresinya menjadi murka dengan sirat kedua mata yang menajam,”Lain kali jangan lupa, atau aku tidak akan kembali ke Super Junior.” Katanya mengancam. Bukannya takut, ketiga fans berawajah manis itu malah tertawa. Mereka tahu Jongwoon hanya bercanda, mereka juga tahu bias-nya itu memang suka menggoda.

“Yesung-Oppa…” panggil salah satunya, Jongwoon segera menoleh kearah fans yang memanggil dengan suara rendah tadi.”Hm?”

“Jangan merasa dirimu dilupakan.” Ujar fans yang tadi dengan pandangan malu-malu kucing. Ia agak salah tingkah, apalagi setiap Jongwoon menatap kedua matanya secara langsung. Padahal sudah kenal Jongwoon cukup lama dan sering bertemu, tapi seorang fans tetaplah seorang fans. Dengan kodrat sebagai seorang yang selalu mengaggumi dan memberikan support, seorang fans akan selalu menjadikan idola-nya sebagai seseorang yang sangat berharga. Dan tatapan Jongwoon itu, baginya seperti pancaran berlian yang rubi yang sangat indah. Begitu menyilaukan walau tak membuat matamu sakit, tapi kau tak akan berani membalas lama tatapannya.

“Tapi sekarang aku malah merasa seperti itu. Belum juga dua tahun, tapi sepertinya sudah banyak yang meninggalkanku.” Jawab Jongwoon.

“Yesung-oppa!” kali ini mereka bertiga serempak meneriakan nama itu, Yesung—nama panggung kebanggaan milik Jongwoon.

Jongwoon menutup kedua telinganya dan berpura-pura memarahi ketiganya dengan sirat mata tajam, lagi.

“Jangan bicara seperti itu. “ jawab seorang diantara mereka.

“Yang benar-benar meninggalkanmu mungkin memang ada, tapi tidak sedikit juga yang tetap setia disampingmu, oppa.”

Jongwoon tersenyum tipis, ia menyilangkan kedua lengannya,”Tapi mungkin rasa cinta mereka padaku telah berkurang.”

“Mungkin berkurang. Tapi sebagian dari mereka ada juga yang menyimpannya.”

“Disimpan?”

“Sama seperti seorang anak kecil. Mereka selamanya tak akan menjadi anak kecil, pasti akan menjadi dewasa suatu saat nanti. Sama halnya seperti mengenal seseorang. Mungkin saat pertama kali mengenalmu, mereka selalu menunjukan rasa cintanya padamu. Membuat kata-kata indah, selalu bilang pada siapa saja kalau mereka mencintaimu. Tapi fans juga bisa tumbuh menjadi dewasa. Saat masa-masa itu, mereka akan memilih cara mereka sendiri untuk mencintaimu. Bagaimana bukti cinta mereka padamu, yang tak peduli untuk dilihat atau dipuji orang, tapi mereka pada akhirnya akan membuktikan kalau mereka masih mencintaimu Oppa. Mereka masih menjadi bagian dari fansmu.”

Cukup lama mendengar fans yang diseberang Jongwoon ini untuk meluapkan isi hatinya. Membuat Jongwoon peka dengan perkataan barusan.”Iya. mungkin kau benar juga.” Jawabnya mengangguk dua kali.

“Yesung-oppa jangan merasa dirimu kesepian. Jumlah fans yang banyak bukan berarti cinta mereka utuh untukmu. Kalau kau memang hanya memiliki sedikit fans, tapi jika hati mereka memang tulus untukmu, maka Oppa tidak akan pernah kesepian lagi.”

Jari telunjuk Jongwoon menyentuh lembut birthday cake yang masih dianggurkan. Diambilnya satu colek wheat cream berwarna putih yang menutupi semua bagian cake tersebut. Jongwoon memakannya dengan senang,”Contohnya seperti kalian,…” Jongwoon mengelapi telunjuknya keselembar tisu yang berada diatas meja,”…Kalian hanya bertiga tapi aku serasa dikelilingi ribuan cinta dari clouds diluar sana.” Tambahnya memberikan senyuman paling manis dimalam itu. Happy birthday, bias.


Responses

  1. Tidak ada jongwoon terasa sepi..selamt ulth bt kim jongwoon..


Leave a comment

Categories