Posted by: blackcloudies | August 25, 2013

[Fanfict/Chaptered] De’ Dimension – Chapter 10

Title : De’ Dimension

Previous title : 342407 Dimensions

Author : Blackcloudies

Cast : Super Junior!OOC

Genre : Sci-fi/fantasy/romance/family

Rating : T-Pg

Length : Chaptered

WARNING : [!] Boys love story ; yaoi and mpreg [!!] crack and random couple [!!!] unbeta [!!!!] don’t like please don’t read. [!!!!!] No plagiarism or copy-paste without my permission. Thank ^^

Disclaimer : The casts are belong to GOD and theirselves. “De’Dimensions” © Mine.

 

.

.

.

Pelan-pelan Sungmin membuka satu persatu kancing kemeja putih yang sedang ia kenakan. Lantas saja membuat Kyuhyun yang setadinya tertawa menjadi sedikit gugup,”Apa yang kau lakukan?!” tanyanya. Terutama Kyuhyun khawatir jika ada yang melihat Sungmin.

 

Sampai semua kancing terbuka, Sungmin tak malu-malu untuk membuka lebar kemeja yang menutupinya—hingga wajah putih Sungmin terekspos dengan gratisnya. Melihat hal itu membuat Kyuhyun mati-matian menahan hawa nafsunya untuk tidak bertindak konyol pada Sungmin.

 

“Aku…”

.

.

.

Chapter 10

 

“…Aku ini sebuah robot, dari masa depan.” Ujar Sungmin lagi—memperkenalkan diri, sebelum akhirnya ia menekan dengan keras dadanya sendiri. Sebuah pintu kecil yang berlapiskan daging manusia terbuka ditengah dada Sungmin. Beberapa rangkaian kabel dan tombol-tombol membentuk suatu unit yang rapi didadanya terlihat. Sungmin tersenyum saja menunjukan benda itu kepada Kyuhyun yang rasanya hampir pingsan dengan apa yang terlihat sekarang.”Astaga……” lirih Kyuhyun.

 

Tak ingin terlalu lama dan nantinya membuat orang ikut curiga, Sungmin menutup kembali pintu kecil yang terpasang didadanya tersebut, dan juga mengkancing kembali kemejanya.”Jadi bagaimana? Kau masih mau menyukaiku?” tanyanya.

 

Demi Tuhan semesta alam, Kyuhyun masih belum tersadar dari rasa tak percaya-nya. Tapi dengan jelas ia masih dapat mendengar apa yang Sungmin ucapkan.

 

“Lain kali, kalau kau menyukai seseorang…. gunakan perasaanmu. Kau harus tulus menyukainya, bukan hanya sekedar nafsu atau melihat fisik semata,” Ujar Sungmin sembari merapikan kembali kemejanya,”…Karna tidak semua yang kau sukai bisa memuaskan hidupmu.” Tambahnya lagi.

 

.

.

.

 

“Itu gila Henry, aku tidak bisa.” Tolak Siwon sesaat mendengar hukuman yang Henry berikan karena kalah dalam duel basket tadi siang.

 

“Kau mau mengingkari perjanjian kita? Kau bilang, yang kalah harus mau menuruti permintaan sang pemenang. Lagi pula hukuman yang kuberikan hanya satu hal, bukan?”

 

Siwon menggeleng, masih belum mau.”Tapi aku tidak ingin merusak hubungan mereka berdua. Aku tak ingin menyakiti hati mereka.” Jawabnya.

 

Henry langsung menarik lengan Siwon dengan paksa,”Hey tapi mereka menyakiti hatiku!” gertaknya,”…Menyakiti hatimu juga…Kan?” tambahnya lagi menduga. Tidak, bukan sekedar menduga, namun Henry yakin kalau pria yang lebih tinggi darinya itu memang benar-benar menyukai Yesung dan sempat merasa kecewa dengan penerimaan cinta Ryeowook kepada Yesung.

 

“Aku tahu kau menyukai Yesung-hyeong.” Ujar Henry.

 

“Sok tahu…” balas Siwon, ia memaksakan tawa seakan tak terkecohkan dengan ucapan Henry yang memang tepat.

 

“Kita sudah saling kenal hampir dua bulan. Selama itu aku merasa kita memiliki banyak persamaan. Seperti, cara kau memandang Yesung-hyeong…itu…seperti caraku memandang Ryeowook.” Jawabnya dengan kalimat terakhir yang melemah,”…Kau dan Aku…kita juga sama sama mengalah untuk kalah dengan hubungan mereka, kan’?”

 

“Walau…semuanya benar…Tapi aku tidak ingin merusak hubungan mereka, Henry.” kontra Siwon yang masih tetap dalam keputusannya.

 

Henry mengangguk,”Kau benar. Kau tidak bisa merusak hubungan antara Yesung-hyeong dan Ryeowook seenaknya…” Katanya. Ia menghiaskan senyuman paksa,”…Tapi bagaimanapun permainan harus diakhiri, hukuman harus tetap dijalani.” Lanjutnya, licik.

 

“Henry…tapi…”

 

“Malam ini, Siwon.”

 

.

.

.

 

Makan malam hari ini rasanya membuat Siwon gelisah. Malah beberapa kali ia tak sengaja menggigit lidahnya sendiri karena gugup untuk melakukan hukuman yang Henry berikan kepadanya.

 

“Ah aku mengantuk, banyak tugas sekolah pula! Menyebalkaaaaaan…” kata Yesung yang menyenderkan punggungnya dikursi makan setelah kekenyangan. Siwon yang kebetulan duduk diseberangnya segera berdiri,”Ka..kalau…begitu, ayo kita…ke kamar?” ajaknya. Yesung memincingkan mata kanannya, hanya tak mengerti dengan sikap gugup Siwon itu.

 

“Em…maksudku…kita kekamar untuk mengerjakan tugas sekolahmu.” ajak Siwon lagi, keringat dingin mengalir perlahan dipelipisnya.

 

Yesung berfikir sebentar, memang tumpukan tugas dari sekolah menginggap dibenaknya, tapi melihat jarum jam yang masih menunjukan pukul tujuh membuat Yesung menunda ajakan Siwon itu,”Tidak ah, nanti saja.” jawabnya. Jawaban yang membuat Siwon kecewa. Pandangannya pada Yesung beralih ketika Henry berjalan dibelakang kursi Yesung, dari gerak-geriknya Henry meminta untuk Siwon agar cepat menjalankan apa yang sebelumnya ia titah-kan.

 

Siwon mengangguk,”Aku mengerti.” Balasnya untuk Henry, tapi malah membuat Yesung bertanya,”Apanya yang mengerti?”

 

“Oh…tidak…bukan.” jawab Siwon gugup kembali.

 

“Ish, kau aneh sekali belakangan ini, Siwon.” balas Yesung yang kemudian bangkit dari kursinya dan berlalu menuju ruang tengah yang kebetulan tak begitu jauh dari ruang makan. Namun sebuah tangan kekar menarik sikutnya,”Ayolah kekamar…ada yang harus kubicarakan padamu.” Ujar Siwon tanpa meminta balasan kalimat dari mulut Yesung. Ia hanya menarik lengan Yesung untuk mengikutinya menaiki tangga dan menuju kamar.

 

.

.

.

 

Siwon tak mengunci kamar. Karena ia tahu Henry tidak akan mengganggu mereka, paling hanya berdiri dibalik pintu untuk menguping pembicaran dan mencegah Sungmin untuk masuk.

 

“Ada apa? Kau aneh sekali.” Kata Yesung yang memilih duduk dikursi belajarnya. Dan Siwon berdiri dihadapannya,”Apa kau menyukai Ryeowook? Kau sungguh menyukainya?” pertanyaan pertama dari Siwon sembari berfikir dengan rencana apa yang akan ia rangkai kemudian.

 

Wajah Yesung menjadi serius,”Kenapa bertanya seperti itu?” balasnya yang malah balik bertanya.

 

Gugup Siwon perlahan hilang, tapi perasaan bersalah malah menginggapinya,”Aku…hanya bertanya. Aku hanya ingin tahu.” Jawabnya.

 

“Itu privasiku. Kenapa sangat penasaran?” tanya Yesung lagi dengan masih memasang wajah serius. Rasanya baru kali ini Siwon melihat tatapannya yang sangat berbeda—sangat dingin.

 

Siwon membisu karena bingung untuk membalasnya. Membuat Yesung malas berada disuasana itu, ia memutuskan untuk keluar kamar. Namun lagi-lagi tangan kekar itu menahan lengannya,”Berikan aku jawaban,” pinta Siwon.

 

“…Aku perlu mengetahui perasaanmu dulu sebelum meneruskan semua ini.” Tambah Siwon.

 

Senyum simpul Yesung tergambar sesaat,”Huh…sepertinya ada yang salah disini. Sejak kapan kau jadi sangat amat penasaran seperti ini, Mr Choi-dari-masa-depan?” ujarnya.

 

“Jawab saja, Yesung-sshi.”

 

Yesung-sshi. Siwon biasanya tak memanggil namanya dengan sebutan sesopan itu. membuatnya menjadi paham kalau pembicaraan ini akan menjadi sangat serius.

 

“Menurutmu apa ada pasangan yang berpacaran dengan tak saling menyukai?” tanya Yesung.

 

Siwon masih berusaha menatap kedua mata indah dihadapannya, ketika Yesung malah memalingkan wajahnya,”Menurutku banyak pasangan yang seperti itu,” jawab Siwon.

 

“…Mungkin karena takut membuat kecewa, banyak orang yang terpaksa menerima orang yang menyatakan cinta padanya.” Tambahnya lagi yang lantas membuat Yesung kembali menatapnya.

 

“Maksudmu, karena aku takut membuat Ryeowook kecewa, maka aku terpaksa menerima cintanya?” balas Yesung mengulang maksud Siwon sebelumnya.

 

“Aku tidak bilang seperti itu, tapi kau malah yang berfikir seperti itu…” balas Siwon.

 

Sadar dengan tangan Siwon yang masih menarik lengannya, Yesung memberontak sedikit agar lengannya bisa terbebas—karena merasa tak nyaman dengan semua itu.

 

“Ini kamarku, biarkan aku keluar dari sini.” Kata Yesung yang mencoba kembali untuk meninggalkan ruangan satu-satunya yang berada dilantai dua tersebut.

 

“Putuskan Ryeowook…Yesungie…”

 

Sebuah kalimat sederhana Siwon yang bahkan mampu membuat Yesung tertahan kembali diruangan itu, tanpa tangan kekarnya ataupun kekerasan.

 

“Kau punya hak apa, menyuruhku seperti itu Siwonnie?”

 

“Karena aku tahu kau tidak…menyukainya…” jawab Siwon pelan.

Andai saja ada gerimis, mungkin suasana malam ini akan sangat terasa dingin. Tapi yakinlah tak sedingin dengan aura keduanya yang sedang bersitenggang sekarang.

Jemari Yesung sudah kuat-kuat membuka pintu geser kamarnya, membuat Henry yang berada dibalik pintu itu terkejut dengan kedua mata yang membulat memperhatikan Yesung yang tepat berada dihadapannya kini. Dengan kaku Henry mencoba mundur selangkah demi memberikan Yesung ruang untuk berjalan keluar kamar, tapi hanya diam membatu, Yesung tak bergerak sedikit pun.

“Aku memang tak mencintai Ryeowook sejak awal…” ujar Yesung yang ia tujukan untuk membalas ucapan Siwon sebelumnya, namun tatap matanya tetap tak lepas menatap dingin kedua mata Henry, terpaksa membuatnya membelakangi Siwon,”…Tapi, karena Ryeowook mencintaiku. Maka aku akan berusaha mencintainya. Aku hanya perlu belajar…untuk mencintai Ryeowook.” Jawab Yesung lagi.

Demi segalanya, ucapan demi ucapan yang Yesung utarakan mampu membuat suara iblis Henry berkata untuk meninjunya sekarang juga, tapi ternyata malaikat  masih berbaik hati membuka mata hati Henry untuk tidak melakukan tindakan bodoh pada saudara kandungnya tersebut.

Yesung tak lagi menatap dingin Henry ketika melihat Siwon sudah berdiri disampingnya.”Kalau begitu cobalah untuk belajar mencintaiku.” Ujar Siwon dengan usaha mati-matian untuk membuka mulutnya yang setadinya tak berani mengungkapkan kalimat sederhana tersebut.

“Siwon?”

Terserah, Siwon tak memikirkan bagaimana Yesung akan memikirkan kalimat darinya tersebut. Pasti akan banyak pertanyaan-pertanyaan yang membenak dikepala Yesung. Setidaknya ia cukup berterima kasih untuk percakapan malam ini karena membuat sedikit kelegaan dihatinya. Hanya terserah dengan nanti yang akan terjadi dihari esok.

Siwon memilih keluar kamar terlebih dahulu—tak lupa juga memberi tepukan persahabatan dipundak kanan Henry,”Sorry, gagal.” Katanya pelan, dan terus bergerak menuruni tangga.

.

.

.

Sungmin membaringkan kepalanya diatas meja makan,

“Apa kau sakit Minnie?” membuat Heechul bertanya karena melihat Sungmin malas tak seperti biasanya.

“Entahlah Omma-Hee, rasanya ada yang kusut di kepala-ku.” Jawab Sungmin pelan.

“Hah? Kusut? Apanya yang kusut?”

Sungmin menggelengkan kepalanya sekali,”Hum…sepertinya ada kabel yang kusut di otak dan dadaku.” Jawabnya.

“Kabel….?” Heechul nampaknya masih belum paham dengan jawaban aneh Sungmin barusan, tapi menduga sesuatu yang tersirat malah membuat Heechul tertawa geli.”Ah!!! kau sedang patah hati rupanya?! Pantas saja.”

“Patah hati?” dua rangkai kata yang sama sekali Sungmin baru dengar seumur ia diciptakan. Ia membangunkan kepalanya dengan segala rasa penasaran,”Patah hati, maksudnya?” Heechul semakin tertawa geli melihat betapa polosnya Sungmin ketika bertanya apa itu patah hati.

”Yeobo dimana kunci lemari dokumen?!”Baru ingin menjelaskan apa itu perasaan patah hati, panggilan seseorang memaksakan membuat Heechul untuk meninggalkan Sungmin sejenak. Heechul menepuk kedua pundak Sungmin dengan kedua telapak tangannya,”Minnie-ah, tetap disini nae? Nanti akan Omma jelaskan tentang patah hati, oke?” katanya. Sungmin mengangguk dengan senyuman senang,”Ne Omma, akan ku tunggu.” Jawabnya.

Sungmin masih memperhatikan Heechul saat sosok ibu baik hati itu perlahan pergi menuju luar ruang makan. Setelah dirasa sosok itu telah hilang dibalik dinding ruangan, Sungmin kembali membaringkan kepalanya di meja makan—sejenak menyantaikan memori-memori yang sedari tadi selalu membuatnya teringat dengan Kyuhyun.”Dasar manusia aneh. Manusia memang aneh.” Lirihnya.

 

“Aku tidak aneh.” Terdengar suara tak asing membalasnya, Sungmin segera membangunkan kepala dan memperhatikan seseorang yang tengah berjalan menuju arahnya.”Siwon-hyeong! Kau kemana saja?!” tanya Sungmin kepadanya yang ternyata adalah Siwon—dengan wajah kakunya.

 

“Jangan panggil aku Hyeong lagi mulai sekarang.” Balas Siwon dengan tatapan bagai seribu pedang kepada Sungmin.

“O-oh nae…Captain Choi…” balas Sungmin.

 

Siwon memilih duduk dikursi makan yang kebetulan berada disamping tempat Sungmin juga sedang terduduk. Terlihat mereka berdua duduk bersama, dengan raut yang sama-sama tak ceria karena hari yang tak terlalu menyenangkan untuk hari ini.”Aku ingin cepat pulang.” Siwon membuka suaranya yang dianggukan oleh Sungmin,”Aku juga Hyeong…ehm…aku juga captain. Sepertinya berada lama disini membuat otakku sedikit eror.” Balasnya.

Sebenarnya malas menanggapi, tapi Siwon tak ingin ucapan Sungmin kepadanya menjadi terkesan dihiraukan,”Nae! Otakku juga lama-lama akan jadi eror. Mungkin aku bisa jadi gila!” ujarnya.

 

Sungmin mengangguk lagi,”Kalau begitu ayo kita pulang!!” ajaknya yang kemudian membuat Siwon bisu seribu bahasa dan hanya menatapi tajam Sungmin yang polos tersebut.

 

DDANG

Suara bising diluar jendela dekat ruang makan membuat keduanya terkejut, suara itu sangat kuat bahkan membuat perabotan yang berada didalam rumah sedikit bergerak karena guncangan dari suara itu.

 

“Apa itu gempa??!!” suara Tuan Han terdengar dari balik ruang makan. Tak ayal membuat Siwon dan Sungmin juga berfikir bahwa telah terjadi gempa barusan. Tapi tak terlalu yakin, Siwon malah berfikir kalau yang terjadi sebelumnya bukanlah sebuah gempa karena sumber suara itu terjadi didekat area luar ruang makan.”Ku rasa itu bukan gempa…” lirihnya pelan. Dan langkah kaki Siwon perlahan mendekati jendela yang berada di salah satu sisi ruang makan. Sungmin hanya diam ketika ia mengikuti langkah Siwon didepannya.

 

Pelan-pelan Siwon membuka jendela geser berbahan kayu mahoni tersebut. Agak gelap disana, tapi cahaya dari dalam ruang makan mampu sedikit memberikan penerangan diluar sana. Dua orang sedang berdiri membelakangi jendela, yang satunya sedang dirangkul. Mungkin ada sedikit luka karena guncangan tadi.”Kalian siapa?!” tanya Siwon kepada mereka, Sungmin yang penasaran juga mencoba mengintip dibelakang punggung Siwon.

 

Mendengar suara lantang Siwon membuat kedua sosok itu segera membalikan seluruh tubuh mereka dan memperhatikan Siwon dari balik jendela tersebut.

 

“Oh my God…” lirih Siwon ketika dirasa ia mengenal siapa kedua orang tersebut.

 

“Hyaaaaa! Tuan Eun Tuan Hae!!!” Sungmin berteriak memanggil kedua orang tersebut.

 

“SIWONNNNNNNN!! MIN!!!!”

 

.

.

.

 

To Be Continued [2013-08-06]


Responses

  1. eonni!! aku baru liat apdetan ff ini >ww<9

  2. eh ya ampun komenku kepotong ==a sesuatu..
    aaaaaa seneng bisa liat YeWook jadian di sini mwahahahaaa #plak yah walau ga bertahan lama pasti ._. *sotoy*
    KyuMin lucu banget XD tp kata2 Ming terlalu jleb ._. kasian si evil ampe speechless wkwkwk XD
    keep writing eonni!! XDb

    • jangan gitu :””” yewook langgeng kok ntar sampe akhir hayat XD
      kkkk *jitak kyuhyun*
      makasih reviewnya ^^

      • Huoh jinjja? O.o asiiiiiik XD *tebar cinta* #eh wkwkww

  3. gak nyangka ff ini akhir’y dilanjut
    aku kira bakal didis

    siwon dan min udah dijemput?trus gmn soal pernyataan cinta tdk resminya siwon ke yesung?
    Ok next,,,

  4. Akhirnya mereka ketemu juga buat ngejmput siwon sama sungmin.


Leave a reply to rinny agustya Cancel reply

Categories